Mengendalikan Nafsu – Kyai Ali Mustofa Said (Rais Syuriah)


Dawuh Allah Hai Dawud takut-takutkanlah kamu pada umatmu untuk riyadoh nafsu ( makan tidak boleh menurut nafsu, tidur tidak boleh menurut nafsu, makan hanya untuk berniat ibadah ) barang siapa menurut maka hatinya gelap. Setiap orang yang menuruti nafsu akan dihalang-halangi dari Allah ( Hati tidak bisa pareg pada Allah )
Ada cerita seorang perempuan yang sedang menenun tiba –tiba lampu mati maka ia berhenti menenun namun ada sorot lampu orang yang lewat maka ia menenun lagi maka oleh suaminya kain hasil tenunannya itu tidak boleh dijual harus dishodaqohkan karena katutan sorot lampu orang lewat yang bukan haknya.
Setuhunya makan karena nafsu tidak akan bisa makrifatullah.


Mbah Abdul Karim Lirboyo memberi contoh makan bukan karena nafsu yaitu beliau ngempet tidak makan tempe selama 2 tahun, ketika ditanya kenapa tidak makan tempe karena masih ada keinginan makan tempe ketika sudah tidak ada dihatinya untuk makan tempe maka beliau makan tempe tersebut. Nafsu untuk menselonjorkan kaki ( leyeh-leyeh ) termasuk nafsu yang menjadi hijab kita dari hadirnya Allah. Allah dawuh tidak akan sampai derajat shidiq murid ( yang berharap pareg dengan Allah ) jika perintah dan larangan tidak di tuhoni dalam Hati dengan sungguh – sungguh. Murid itu melaksanakan sunnah seperti melaksanakan wajib, menjauhi perkara makruh seperti menjauhi perkara haram.
Ada cerita seorang wali yang ketinggalan sholat jamaah isyak maka ia menggantinya dengan melaksanakan sholat sunnah berkali-kali dan kemudian bermimpi bahwa sholat sunnahnya tidak akan bisa menggantikan sholat jamaah.
Cerita ketika nabi sakit menjelang sholat isyak badanya panas sekali maka diambilkan wudhu oleh Aisyah dan nabi wudhu kemudian pinsan dan dirawat kemudian minta wudhu lagi dan pinsan lagi hingga berlangsung selama 3 kali sampai saat itu para sahabat yang menjadi makmum masih menanti Nabi dan tidak buyar hingga menjelang jam 12.00 malam maka diminta umar untuk mengimami namun umar tidak bersedia dan akhirnya diimami oleh Abu Bakar. Menjauhi barang haram itu karena suka barang haram adalah perbuatan kufur. Orang yang benar hormat perintah maka akan dibuka Hijabnya dengan allah maka akan hadir makrifatullah dihatinya. Mengerjakan pekerjaan mubah harus ditatat niatnya , mengerjakan sesuatu hendaknya jadi ibadah , iklasnya akan sunguh-sungguh , hatinya akan dibuka hijabnya maka akan muncul karomah sebab telah wushul pada Allah. Saat menjalani perkara yang menuruti nafsu niatnya adalah mengobati nafsu supaya dapat dikendalikan,
Supaya nafsu dapat dikendalikn dengan cara:

  1. Lapar
  2. Diuturuti tapi untuk ibadah agar mudah dikendalikan
    Jika nafsu tidak dituruti maka nafsu berkata akan menentangmu dengan sungguh-sungguh

Ulama sufi yang memakai pakaian indah itu untuk beribadah supaya dapat mengendalikan hatinya dan punya harta bukan untuk cinta dunia tetapi sebagai sarana ibadah. Syech Abdul Qodir Al Jaelani punya Kuda Plongko yang mahal mahal ada tetangganya yang fakir sakit dan diobati tabib dan dikatakan dapat sembuh jika makan parunya kuda plongko maka si fakir ini matur pada kanjeng syech dan menyatakan maksudnya untuk menyembelih kuda plongkonya kanjeng syech oleh kanjeng syech si fakir ini dpersilakan memilih kudanya untuk disembelih untuk diambil parunya demikian kanjeng syech punya harta tapi tidak ubud dunya.


Ada sufi yang merasa syukur kok hanya dengan lisannya saja maka ia meminta dimasakkan makanan yang enak maka dimasakkanlah makanan yang enak sehingga selesai makan yang enak ia dapat bersyukur mengucap alhamdulillah dengan sungguh-sungguh tulus dari dalam hatinya. Demikianlah makan makanan yang enak itu bukan karena menuruti nafsu tetapi supaya bisa bersyukur dengan sungguh-sungguh .


Abu Hasan Syadzili dawuh makanlah kamu dengan makanan yang enak, minum yang enak, tidur dengan kasur empuk, memakai pakaian bagus maka kamu akan bisa bersyukur dengan sungguh-sungguh , semua anggota badan bisa ikut bersyukur karena merasakan nikmat yang banyak.

Semua hal yang kita kerjakan hendaknya bernilai ibadah .
Hati yang bisa bersih dari ubud dunya akan lebih baik dari pada 1000 orang biasa.
Ibadahnya ahli makrifat lebih baik 1000 derajat dibanding orang yang biasa..
Ketika makan makanan yang biasa maka bersyukurnya biasa saja juga tapi jika makan yang enak ( Jangan sering-sering ) maka akan bisa bersyukur dengan sungguh-sungguh.
Jika makan kurang enak, tidur tidak enak biasanya bersyukur hanya lisan dan sedikit menggerutu.
Orang yang lisannya mengucap Alhamdulillah tetapi hatinya menggerutu itu lebih rendah dari pada orang yang foya-foya.Kenapa lebih mulya orang yang foya –foya karena ia masih melakukan hal mubah namun jika Alhamdulllah lisan dengan menggerutu itu ada kemunafikan disana.
Afwan…Al Faqir….Kertosono

Chat WA
Butuh Bantuan?
Assalamu'alaikum
Selamat datang di website Ranting NU Pelem Kertosono.
Ada yang bisa kami bantu?